Performance appraisal harus didesain dengan baik, supaya tujuannya sendiri, yakni mengevaluasi kinerja individual secara akurat, bisa tercapai. Oleh karena itu, desain dari performance appraisal harus memperhatikan supaya tidak mengakibatkan masalah-masalah yang sering timbul dalam performance appraisal.
Berikut ini adalah masalah-masalah yang sering didapati dalam performance appraisal:
Halo Effect
adalah kecenderungan dari si penilai untuk sangat bergantung pada kesan yang diperolehnya dari satu karakter/perilaku untuk menentukan rating dari keseluruhan karakter/perilaku. Seringkali hal ini mengakibatkan penilaian jadi tidak akurat, karena lebih didasarkan pada emosi, bukannya fakta.
Misalnya, seorang karyawan seringkali datang terlambat, sehingga manajer menilainya tidak disiplin. Namun perilaku ini mengakibatkan manajer juga beranggapan bahwa pekerjaan dari karyawan ini tidak selesai dengan baik, padahal belum tentu demikian.
Leniency
Kecenderungan penilai untuk memberikan nilai yang terlalu tinggi atau lunak kepada semua orang yang dinilainya secara konsisten. Hal ini biasanya dilakukan ketika penilai merasa sungkan untuk memberikan penilaian yang negatif. Masalah leniency ini mengakibatkan gagalnya sistem appraisal itu sendiri, karena gagal dalam mengevaluasi kinerja sebenarnya dari karyawan.
Central Tendency
Kecenderungan dari penilai untuk memberikan nilai rata-rata bagi seluruh karyawan, dan mereka menghindari penilaian pada kedua nilai ekstrim positif dan negatif. Biasanya ini dilakukan karena penilai mau main aman, lebih mudah, dan mungkin juga mereka kurang paham mengenai orang yang dinilai dan pekerjaannya.
Subjektivitas
Kecenderungan penilai untuk memberikan penilaian yang subjektif, tidak objektif, sehingga jatuhnya jadi tidak adil. Misalnya, penilai tidak menyukai karyawan tertentu, sehingga ia bisa menilainya rendah, sehingga selain menjadikan penilaian tidak akurat, ini juga berpotensi menghancurkan karir dari karyawan tersebut. Demikian pula sebaliknya.
Recent Performance Effect
Kecenderungan ini terjadi ketika penilai memberikan rating sesuai dengan kinerja karyawan yang terjadi baru-baru ini saja, bukannya sepanjang periode penilaian. Sehingga, untuk mengatasi kesalahan ini penilai seharusnya mengkaji ulang catatan-catatan sepanjang periode untuk meyakinkan bahwa rating cukup obyektif.
Horn Effect
Kecenderungan ketika penilai memberikan rating di area lain, ketika terdapat satu kualitas buruk yang ditemukannya. Misalnya, ketika penilai melihat bahwa karyawan tidak tersenyum dengan normal, maka penilai langsung beranggapan bahwa karyawan tersebut tidak dapat bersosialisasi baik dengan rekan kerja.
Stereotyping
Stereotype adalah suatu pemikiran yang dimiliki oleh individu mengenai seseorang, berdasarkan SARA, kasta, dan sebagainya. Disini, penilai melakukan stereotype yang menjadikan ia menilai seseorang berdasarkan pemikiran tersebut, bukan kinerja yang nyata. Misalnya, seorang penilai langsung memberikan nilai buruk pada karyawan dari suku X yang dianggap orangnya malas-malas. Padahal, kenyataannya belum tentu demikian.
Self Serving Bias
Kecenderungan ini terjadi ketika penilai memandang bahwa mereka bertanggung jawab terhadap kesuksesan, sementara lainnya bertanggung jawab terhadap kegagalan. Sehingga, dengan demikian ia memandang bahwa jika tim sukses maka itu disebabkan kepemimpinannya yang bagus, sementara jika tim gagal maka disebabkan karena orang lain, bukan dari kepemimpinannya.
Memisahkan pembukuan biaya usaha Anda dari pengeluaran pribadi Anda.
Perpajakan dewasa ini telah menjadi semakin rumit. Satu hal yang harus Anda perhatikan adalah memisahkan pembukuan biaya usaha Anda dari pengeluaran pribadi Anda.
Terdapat banyak faktor pengurang yang tersedia di dalam bisnis, termasuk penyusutan. Di bawah sistem perpajakan tertentu, Anda dapat menghapuskan 100% penyusutan peralatan Anda dalam tahun pembelian peralatan tersebut. Namun akan lebih baik bila Anda membebankan biaya penyusutan tersebut sebesar 25% setiap tahun selama 4tahun.
Bila Anda benar-benar menjalankan bisnis dan mempeoleh penghasilan dari rumah Anda, maka Anda membebankan sebagian biaya telepon, listrik dan pendingin ruangan. Anda dapat membebankan penyusutan peralatan Anda bersama-sama dengan biaya alat-alat tulis dan kantor, perangko, beban jasa bagi peralatan Anda, dan bahkan pengeluaran untuk perjalanan sampai batas tertentu. Tetapi Anda benar-benar harus menggunakan rumah-kantor tersebut untuk memperoleh penghasilan kena pajak dan bukan untuk tujuan lainnya.
Menyewa seorang akuntan pajak merupakan salah satu pengeluaran kecil yang dapat Anda lakukan, tetapi juga pengeluaran yang paling bijaksana. Seorang akuntan yang memiliki sertifikat pajak dapat melihat dan membedakan pengeluaran pribadi dan kewajiban pajak usaha Anda serta memberikan saran-saran strategis yang objektif. Anda akan mendapatkan bagaimana cara memenuhi kewajiban pajak Anda dengan jujur, tanpa merugikan diri sendiri atau kehilangan peluang yang sah untuk menyebar beban pajak Anda.
Jangan mengurangi pentingnya arti skill interpersonal di tempat kerja. Bagaimana anda diartikan oleh manajer anda dan rekan kerja memainkan peranan besar dalam hal-hal yang sama kecilnya dengan kesenangan sehari-hari anda di kantor dan sama besarnya dengan masa depan karir anda.
Tidak peduli seberapa kerasnya anda bekerja atau berapa banyak ide brilian yang anda punya, jika anda tidak bisa berhubungan dengan orang-orang yang bekerja sama dengan anda, kehidupan professional anda akan menderita. Kabar baiknya adalah ada beberapa hal konkret yang bisa anda lakukan untuk meningkatkan keahlian social anda dan menjadi lebih dekat dengan kolega-kolega anda. Semua ‘alat-alat' berikut akan membantu anda sukses di dunia kerja sekarang ini.
Cobalah 10 tips berikut untuk meningkatkan kemampuan interpersonal anda :
Smile1. Smile. Sedikit orang yang ingin berada di sekitar seseorang yang selalu terlihat tak bahagia. Lakukan yang terbaik untuk menjadi seseorang yang friendly dan antusias dengan rekan-rekan kerja anda. Bangun sikap positif dan ceria mengenai pekerjaan dan mengenai kehidupan. Seringlah tersenyum. Energi positif yang anda pancarkan akan menarik yang lain kepada anda.
2. Jadilah apresiatif. Carilah satu hal positif tentang setiap orang yang anda bekerja sama dan biarlah mereka mendengarnya. Jadilah murah hati dengan pujian dan kata-kata yang mengobarkan semangat. Ucapkan terima kasih ketika seseorang menolong anda. Buatlah kolega anda merasa diterima ketika mereka menelepon atau datang ke kantor anda. Jika anda membiarkan orang lain mengetahui bahwa mereka dihargai, mereka akan mau memberikan yang terbaik untuk anda.
3. Perhatikanlah orang lain. Cermatilah apa yang sedang terjadi dalam kehidupan orang lain. Ketahuilah momen-momen bahagia mereka, dan tunjukkanlah perhatian dan simpati pada situasi-situasi sulit seperti waktu sakit atau kematian. Buatlah eye contact dan ingatlah orang dari nama pertama mereka. Tanyakan yang lain akan opini-opini mereka.
4. Latihlah mendengarkan dengan aktif. Untuk mendengarkan dengan aktif adalah dengan mendemonstrasikan bahwa anda memang mau untuk mendengar dan mengerti akan pandangan orang lain. Itu berarti menegaskan kembali, dengan bahasa anda sendiri, apa yang orang lain telah katakan. Dengan cara ini, anda mengetahui bahwa anda mengerti apa yang mereka maksudkan dan mereka mengetahui bahwa respon anda melebihi lip service. Rekan-rekan kerja anda akan menghargai mengetahui bahwa anda benar-benar mendengarkan dengan apa yang telah mereka katakan.
5. Bawalah kebersamaan. Ciptakanlah lingkungan yang mengajak orang lain untuk bekerja sama. Perlakukanlah setiap orang dengan sama, dan jangan bermain `siapa yang favorit.` Hindari berbicara tentang orang lain di belakang mereka. Tindak lanjutkan apa yang orang lain sarankan atau minta. Ketika anda membuat pernyataan atau pengumuman, pastikan bahwa anda telah dimengerti. Jika rekan-rekan anda melihat anda sebagai seseorang yang solid dan fair, mereka akan mempercayai anda.
6. Tangani konflik-konflik. Ambillah sebuah langkah mudah untuk membawa kebersamaan, dan menjadi seseorang yang menangani konflik-konflik ketika akan terjadi. Pelajari bagaimana menjadi mediator yang efektif. Jika ada rekan-rekan kerja yang ber-cekcok mengenai permasalahan personal atau professional, aturlah agar kedua pihak duduk bersama dan bantu mengatasi perbedaan mereka. Dengan mengambil peranan memimpin, anda akan mendapatkan respek dan kekaguman dari orang sekitar anda.
7. Berkomunikasi dengan jelas. Perhatikanlah apa yang anda katakan dan bagaimana anda mengatakannya. Seorang komunikator yang jelas dan efektif menghindari salah pengertian dengan rekan-rekan kerja, kolega-kolega, dan rekan sejawat anda. Kelancaran verbal anda memproyeksikan gambaran akan intelijensi dan kedewasaan, tidak peduli berapa pun usia anda. Jika anda tetap mengeluarkan semua apa yang ada di pikiran anda, orang tidak akan terlalu menaruh perhatian dengan kata-kata ataupun opini anda.
Humour8. Hiburlah mereka. Janganlah takut untuk menjadi lucu ataupun pandai. Banyak orang yang mau berada di dekat orang-orang yang bisa membuat mereka tertawa. Gunakanlah rasa humor anda sebagai alat efektif untuk menurunkan batas dan menghimpun perhatian orang.
9. Lihatlah dari sisi mereka. Empati berarti menjadi mampu untuk menaruh diri anda dalam sepatu orang lain dan mengerti apa yang mereka rasakan. Cobalah untuk melihat situasi dan respon-respon dari perspektif orang lain. Ini bisa terjadi dengan tetap berhubungan dengan emosi-emosi anda sendiri; orang-orang yang menghindari perasaan mereka sendiri terkadang menjadi sulit untuk ber-empati dengan orang lain.
10. Janganlah mengeluh. Tidak ada yang lebih buruk dibandingkan seorang pengeluh yang kronis ataupun perengek. Jika anda harus mengemukakan tentang sesuatu, simpanlah itu dalam buku harian anda. Jika anda harus mengungkapkan dengan kata-kata keluhan-keluhan anda, ungkapkan kepada teman terdekat anda dan keluarga saja, dan jadikanlah singkat. Bagikan itu kepada semua orang sekitar anda atau yang lainnya dan anda akan mendapatkan reputasi buruk.